Kamis, 01 Desember 2011

sajak endonesia

Di seberang gerimis patal
Dua lilin menari
Dengan tawa lepas

Tak kukira bertemu lelaki bersangkar burung
Di tengah dengungan harddisk
Dan senandung kamar mandi

Pagi kita bertabur di kerumunan
Serta langkah-langkah sibuk
Yang bermimpikan hari esok

Malam pun dirundung sunyi
Menoleh empat kedipan
Tak tersirat apa-apa

Jika terdampar di tiga satu
Tanganmulah yang menari
Menoreh pasir berbisik

Langitmu bercermin air
Membentang kanvas lembayung
Untuk kulukis dengan naluri terkunci

Kita tersandung di malam binar
Menyulam jemari angin
Di tengah nafas-nafas penanti wanci

Menyalakan kembang api
Di pesisir kahani
Dengan aura

Koding ini tak berkutat di titik pasti
Seperti untaian logika
Yang tak pernah logis

Kursorku masih berlari
Semenjak kita login
Di sini





di pematangku
anganmu belum tertulis
binar matamu: kepiluanku
langkah kecilmu: angin mengiris

di pematangku
tawamu kuikat dengan dekapan
agar kau enggan memandang
bentangan langit berlinang

jangan kau kejar bayang-bayangku:
siapa yang rela
bersua dengan nestapa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar